You need to enable javaScript to run this app.

RADITYA REGA SETIYADI DALANG MUDA TAMPIL DI ATRIA

  • Selasa, 15 Agustus 2023
  • Tim Jurnalistik
  • 0 komentar
RADITYA REGA SETIYADI DALANG MUDA TAMPIL DI ATRIA

Wayang merupakan cerita yang bersumber dari kitab Ramayana dan Mahabarata yang kemudian dikembangkan dalam tradisi pertunjukan wayang. Wayang itu sendiri merupakan boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu yang dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dalam pertunjukan cerita wayang (drama tradisional) di Jawa, Bali, Sunda, dan sebagainya yang biasa dimainkan oleh seseorang yang disebut dalang dengan iringan musik tradisional gamelan. Pertunjukan wayang biasanya menggunakan kelir, secarik kain sebagai pembatas antara dalang dan penonton. Tradisi seni pentas itu dikenal sebagai seni pedalangan. Aspek tuturan (cerita) dalam wayang terdiri atas narasi (wacana) dan dialog (antawacana) yang secara keseluruhan ditampilkan sebagai satu pertunjukan orkestra, biasanya berlangsung selama semalaman.

Namun dewasa ini dunia perwayangan sudah mulai tenggelam seiring perkembangan zaman. Bahkan anak muda pun jarang sekali yang paham mengenai perwayangan. Namun ada satu siswa SMK N 3 Magelang Raditya Rega Setiyadi kelas XII PH, anak muda yang berbakat dalam dunia perwayangan. Terbukti dengan kepandaiannya dalam membuat wayang serta memainkan dalam lakon cerita pewayangan. Menurutnya minat serta bakatnya tumbuh sejak kelas 5 SD serta yang menjadi motivasinya adalah kakeknya sendiri. Jadi secara tidak langsung ia memiliki garis keturunan yang mencintai wayang.

Pada tanggal 15 Agustus 2023 di Ballroom Hotel Atria Magelang Raditya berkesempatan mendalang atau memainkan wayang dalam acara GSM (General Staf Meeting). Raditya mengambil lakon baru  yang ia buat sendiri yaitu “Horeg Sakjroning Hotel”. Perasaannya sangat bercampur aduk saat tampil di depan, namun ia tetap semangat karena bisa menghibur banyak orang, tuturnya. Dalam pertunjukkan tersebut ia juga dibantu oleh Muhammad Farhan Irfani teman sekelasnya yang sekaligus satu tempat PKL. Faktor yang mendasari ia dipilih memainkan wayang karena dalam acara GSM setiap departemen untuk menampilkan sebuah pertunjukkan dengan tema “jawa” serta untuk anak training harus ikut terlibat. Oleh sebab itu AFOM Front Office memintanya untuk menampilkan wayang kulit. Acara GSM tersebut dihadiri oleh staf hotel dan anak-anak training, magang, casual serta PKL 150 orang.

Menurutnya pada masa kini, budaya-budaya asli Indonesia peninggalan nenek moyang sudah banyak yang ditinggalkan para remaja karena pengaruh globalisasi dengan datangnya budaya barat seperti liberalisme dan budaya korea yaitu industri musik kpop dan drama. Salah satu yang berdampak adalah budaya wayang kulit. Kedepannya ia berharap akan banyak para remaja yang memiliki jiwa mencinai budaya wayang kulit.

Tim Jurnalistik Skaniga : Menik Yuliastuti,S.Pd

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

Mila Yustiana, S.Pd., M.MPar

- Kepala Sekolah -

Bismillahirohmanirrohim Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh             Saya sampaikan rasa syukur alhamdulillah kehadirat Illahy Robby karena kita selalu mendapatkan kesadaran dan...

Berlangganan
Jajak Pendapat

Bagaimana Pendapat anda tentang Website sekolah ini?

Hasil
Banner